Skip to content

Mengupas Misteri Kelompok Arca Tapakrejo Blitar

punden mbah mangku

Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Punden Mbah Mangku. Cukup sulit untuk menjelaskan keletakan dari kekunaan ini. Benar-benar terpencil, jauh dari pemukiman warga. Untuk menuju ke sana hanya tersedia jalan sempit, tapi bisa dilalui sepeda motor. Pun demikian, jika bersimpangan dengan sepeda motor lain, salah satunya harus mengalah. Letak kekunaan ini secara administratif berada di Dusun Sumbermangku, Desa Tapakrejo, Kesamben, Blitar.

Punden Mbah Mangku adalah sesuatu tempat yang dituakan di lingkungan Dusun Sumbermangku, Tapakrejo. Menariknya di lokasi ini banyak dijumpai pecahan arca dan pecahan tembikar kuno. Mungkin punden ini layak disebut dengan kelompok arca. Sebenarnya arca-arca apa yang ada di Punden Mbah Mangku ini?

dtrav di kelompok arca tapakrejo blitarSetelah pada perjalanan kemarin DTrav mampir di punden ini, perkenankan kami mengulasnya berdasarkan pengamatan kami. Mari dikupas satu persatu:

yoni tapakrejoFragmen berbentuk persegi dengan lubang persegi ditengahnya ini adalah yoni. Garis yang terlihat pada salah satu sisinya itu adalah bagian cerat. Yoni adalah symbol Dewi Parwati yang juga merupakan penggambaran aspek wanita.

agastya tapakrejo

agastya punden mbah mangkuFragmen arca dengan penggambaran tokoh berjenggot ini adalah arca Agastya. Agastya adalah perwujudan Dewa Siwa di dunia untuk mengajarkan dharma. Oleh karena itu Agastya disebut juga Batara Guru. Arca Agastya biasanya digambarkan dengan sosok lelaki tua berjenggot panjang dengan perut buncit. Mempunyai dua tangan dengan tangan kiri memegang kendi kamandalu dan tangan kanan memegang tasbih. Jika diamati, pada Kelompok Arca Tapakrejo ini, Arca Agastya telah patah dan terbagi menjadi dua fragmen.

durga tapakrejoFragmen arca yang digambarkan berlengan banyak dan masing-masing tangannya memegang senjata ini adalah arca Durga. Durga merupakan salah satu perwujudan dari Dewi Parwati. Durga memiliki banyak lengan yang masing-masing memegang senjata pemberian para Dewa. Siwa memberikan Trisulanya, Wisnu memberikan Cakra, Baruna memberikan sebuah Sangkha dan Pasa, kalung mutiara dan sepasang pakaian yang tidak bisa rusak, Agni memberikan tombak, Maruta memberi busur dengan anak panahnya, Indra memberi Fajra dan Ganta, Yama memberi Kamandalu, Kala memberi pedang dan perisai, Vivakarma memberi kapak yang mengkilap beserta senjata dan baju zirah yang tidak tembus senjata, Himavat memberikan seekor singa sebagai wahana, Kuwera memberi mangkuk yang penuh dengan anggur, dan Sesa memberikan sebuah kalung ular yang dihiasi dengan permata yang besar. Dengan semua senjatanya Dewi Durga mengalahkan asura yang menjelma menjadi mahisa (kerbau). Oleh karenanya arca Durga sering digambarkan menginjak kerbau dan membunuh asura, arca tersebut disebut Durga Mahisasuramardhini.

Selain yoni, fragmen arca Agastya, dan fragmen arca Durga, di Kelompok Arca Tapakrejo ini juga ditemukan fragmen-fragmen lainnya. Ada fragmen dengan ukiran yang indah dan terbuat dari tembikar. Ada fragmen arca yang menyisakan bagian kakinya saja. Ada pula fragmen arca bersila (Ganesa?).

kelompok arca tapakrejoJaladwara? Antefik?

arca tapakrejo blitarFragmen arca tokoh

ganesa tapakrejoGanesa?

Dilihat dari arca-arcanya yang mengindikasikan dewa-dewi agama Hindu, maka arca-arca di Punden Mbah Mangku/ Kelompok Arca Tapakrejo ini adalah arca-arca Hindu. Dengan ini tabir misteri arca-arca Tapakrejo mulai terkuak. Sedangkan jika melihat sebaran percandian di kesamben yang cukup dekat dengan Tapakrejo, seperti Candi Tepas, dan Candi Selotumpuk, diduga arca-arca ini berasal dari masyarakat yang sama, yang juga mendukung kebudayaan Candi Tepas dan Selotumpuk dimasa silam.


Writer : Galy Hardyta

Participant : Galy, Veri, Zid, Ali Moes

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!