Skip to content

Arca Warak, Kelompok Arca Ikonik di Desa Modangan Blitar

arca warak blitar

Arca Warak.

Jikalau bertandang ke Candi Penataran jangan lupa untuk mampir ke Situs Arca Warak. Lokasi kedua situs ini cukup berdekatan, kurang lebih hanya berjarak 2,7 km. Kedekatan lokasi antara Candi Penataran dengan Arca Warak tak lantas membuat kedua situs ini memiliki corak yang sama. Jika Penataran tampil degan segala keindahan dan kemegahannya, Arca Warak justru tampil unik. Pahatan-pahatan pada Arca Warak tidak terlalu rapi dan terkesan unfinished. Justru ini lah yang menjadi keunikan dari Arca Warak.

Lokasi dan Rute

Secara administratif Arca Warak  terletak di Desa Modangan, Kec. Nglegok, Kab. Blitar. Untuk menuju Arca Warak, travelers sekalian dapat mengikuti rute yang sama dengan rute menuju Kebun Kopi Karanganyar. Berpatokan dari perempatan Kantor Desa Modangan, akan didapati papan petunjuk arah ke destinasi-destinasi menarik di Desa Modangan, termasuk Arca Warak. Ikuti arah yang ditunjukkan papan petunjuk jalan.

Deskripsi Situs

Arca Warak bukan lah arca tunggal tetapi merupakan reruntuhan bangunan kuno masa klasik yang terdiri dari beberapa komponen. Situs ini terdiri dari arca baik yang utuh maupun terfragmentasi, batu candi baik yang terpendam maupun tampak sepenuhnya, jaladwara, jambangan dan kemuncak.

Arca yang ada di situs ini terdiri dari arca gajah dengan bentuk memanjang, pada bagian punggung terdapat saluran air yang tersambung ke belalai. Kemudian ada arca utuh dengan ukuran yang cukup besar. Memiliki tinggi 2 m dengan hiasan yang cukup raya. Dari penggambarannya yang memegang gada dengan posisi salah satu kaki ditekuk ke belakang, diduga arca ini adalah arca dwarapala, namun tidak menutup kemungkinan mengambarkan arca mahakala. Selain itu ada fragmen arca terdiri dari bagian kaki tanpa badan dan kepala. Ada pula fragmen arca yang terdiri dari badan tanpa kaki dan kepala. Fragmen badan arca ini digambarkan memegang pentungan yang disandarkan di dadanya. Apakah fragmen kaki arca dan badan arca tersebut merupakan susunan dari sebuah arca dwarapala? Sehingga seharusnya ada sepasang dwarapala raksasa di situs ini?

Arca Warak, Kelompok Arca Ikonik di Desa Modangan Blitar 2

Arca dwarapala/ mahakala.

situs arca warak

Terlihat fragmen badan dan kaki arca beserta batu-batu candi dan kemuncak.

Jaladwara pada situs ini cukup ikonik. Bentuknya pipih dengan lubang di bagian tengah. Jaladwara ini memiliki pahatan sepasang figur manusia yang saling berhadapan. Kemuncak di situs ini juga cukup ikonik dengan bentuk seperti keben dan dihiasi dengan pahatan kelopak teratai.

Arca Warak, Kelompok Arca Ikonik di Desa Modangan Blitar 3

Jaladwara dengan hiasan sepasang figur manusia saling berhadapan.

Bagaimana bentuk asli Situs Arca Warak belum diketahui dengan pasti. Melihat letaknya yang sangat dekat dengan sungai dan adanya komponen jaladwara, mungkinkah dulunya situs ini merupakan sebuah patirtaan?

Semua benda cagar budaya yang telah diulas di atas memiliki corak yang serupa kecuali fragmen arca yang saat ini ditata menjadi lapik arca dwarapala/ mahakala. Jika diamati dengan jeli, bau-batu yang disusun sebagai lapik ini memiliki corak pahatan yang berbeda dengan artifak-artifak lainnya. Pahatannya cukup halus dan detail. Dari ciri-cirinya yang tersisa, mungkin salah satu fragmen tersebut menggambarkan sosok gana yang ada di sudut bangunan candi. Fragmen ini menjadi anomali pada Situs Arca Warak, dalam laporan dan dokumentasi terdahulu wujudnya tidak pernah disinggung atau pun terdokumentasikan.

Arca Warak, Kelompok Arca Ikonik di Desa Modangan Blitar 4

Artifak dengan corak yang berbeda dari kebanyakan artifak di Situs Warak.

Riwayat Pelestarian

Keberadaan Arca Warak pernah didokumentasikan dan dilaporkan pada masa kolonial. Terdapat beberapa dokumentasi Arca Warak pada sekitar tahun 1890. Salah satu dokumentasi yang menampakkan kondisi situs secara lengkap dapat di simak di sini pada laman web Leiden University Libraries Digital Collections. Dalam dokumentasi tersebut situs ini tidak disebut dengan nama Arca Warak melainkan disebut “Patung di Candi Penataran Blitar”.

Catatan tertulis mengenai Arca Warak dapat dijumpai dalam laporan Knebel pada tahun 1908. Dalam laporan tersebut situs ini belum disebut dengan Arca Warak, tetapi hanya disebut sebagai arca-arca di hutan Desa Modangan. Saat mengunjungi situs ini, beliau berandai-andai sedang berada pada bengkel pembuatan arca.

Knebel mencatatkan artifak-artifak yang terdiri dari: fragmen kepala arca; fragmen tubuh arca; framen kaki arca yang dibagian atasnya terdapat balok kecil untuk menancapkan bagian badannya; arca setinggi 2 m yang beliau ragu menyebutnya dwarapala atau Siwa dalam wujud mahakala; arca dwarapala kecil; arca gajah; batu candi; jaladwara degan pahatan sepasang figur manusia yang berhadapan; dan kemucak. Artifak-artifak dalam catatan ini lebih banyak dari artifak-artifak yang ada saat ini. Fragmen kepala arca dan dwarapala kecil yang disebutkan, saat ini sudah tidak ada.

Dalam dokumentasi dan laporan masa kolonial, nama Arca Warak belum digunakan. M.D. Cahyono dalam karya ilmiahnya pada tahun 2012 menyinggung mengenai asal-usul nama Warak. Nama tersebut diambil dari arca gajah pada situs ini yang menyerupai hewan warak (badak).

Sejarah

Belum atau tidak ditemukan sumber tertulis pada Arca Warak sehingga latar sejarahnya belum dapat diungkap dengan pasti. Jika merujuk pada inskripsi-inskripsi yang tersebar di sekitarnya, kemungkinan latar sejarah situs ini terentang dari masa Kerajaan Kadhiri hingga Majapahit. Inskripsi-inskripsi yang berada pada radius 1 km dari situs ini antara lain: inskripsi pada jobong batu berangka tahun 1033 Saka (Kadhiri); inskripsi Situs Umpak Balekambang berangka tahun 1272 Saka (Majapahit); dan inskripsi Situs Sumber Kreweng berangka tahun 1370/1380 Saka (Majapahit).

Arca Warak, Kelompok Arca Ikonik di Desa Modangan Blitar 5

Jobong batu berinskripsi “saka 1033” yang ditemukan di Desa Modangan pada tahun 2011. Saat ini artifak tersebut disimpan di Museum Penataran.

travellers di arca warak

DTrav di Situs Arca Warak.


Writer: Galy Hardyta

Sumber:

  • Rapporten van de Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek op Java en Madoera (ROC) 1908
  • Cahyono, M.D. 2012. Makna dan Fungsi Simbol Seks dalam Ritus Kesuburan Masa Majapahit. AMERTA Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi. 30(1): 19-44

Participant: Bagus, Galy, Zid, Herma, Nikaliana, Nicko, Titik, Wahyu

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!