Skip to content

Situs Semarum, Jejak Kolam Penampung Air Kuno di Trenggalek

Situs Semarum, Jejak Kolam Penampung Air Kuno di Trenggalek 3

Situs Semarum.

Di sekitar aliran sungai Ngasinan, di sisi selatan Pegunungan Rajekwesi dapat dijumpai sejumlah situs peninggalan sejarah masa klasik. Tak hanya Candi Brongkah, tepatnya di Desa Semarum, Kec. Durenan, Trenggalek terdapat situs peninggalan masa klasik lain yang menarik untuk dikulik. Situs itu disebut dengan nama Situs Semarum.

Deskripsi Situs

Situs Semarum merupakan situs arkeologi dengan temuan berupa singkapan struktur  bata yang berorientasi timur-barat. Struktur tersebut berdenah bujursangkar dengan ukuran 24 x 24 m. Ketinggian struktur adalah 1,1 m. Sampel bata kuno di situs ini memiliki ukuran panjang 0,47 m, tebal 0,1 m, lebar 0,25 m. Struktur disusun dengan metode kosod (gosok). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saat ini yang bisa dilihat langsung hanya singkapan struktutnya saja, bukan keseluruhan struktur.

situs semarum

Terusun dari bata kuno.
situs semarum trenggalek

Struktur sudut kolam.

Situs Semarum merupakan bekas penampung air kuno dari masa klasik. Karakteristiknya mirip Situs Kolam Segaran di Trowulan. Indikasi dugaan Situs Semarum sebagai  bangunan air adalah dengan pernah dijumpainya sebuah outlet pada bagian sudut timur laut struktur bata; adanya bandul jala yang terbuat dari tanah liat bakar; dan adanya lapisan pasir serta kerakal di bagian dalam struktur bata. Keberadaan lapisan pasir dan kerakal juga dijumpai di Situs Kolam Segaran Trowulan.

keterangan situs semarum

Dokumentasi bandul jala dapat dilihat pada papan keterangan situs.

Fungsi Situs Semarum sebagai penampung air diduga tidak berkaitan dengan kegiatan sakral, melainkan berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari hari (profan). Dugaan ini didukung oleh kondisi alam disekitar situs yang hingga saat ini rawan mengalami kekeringan di musim kemarau, namun banjir pada musim penghujan. Pembangunan struktur ini diduga sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sejarah

Tidak atau belum ditemukan adanya sumber sejarah tertulis di situs ini ataupun yang mengulas situs ini. Oleh karenanya, kesejarahan dari Situs Semarum diberikan secara periodisasi relatif, yaitu dari abad XI – XIII M (masa kerajaan Kadhiri – Majapahit). Dasar penentuan periodisasi tersebut adalah adanya Prasasti Kamulan yang diterbitkan tahun 1194 M oleh Raja Kertajaya dari Kerajaan Kadhiri. Prasasti tersebut dulunya ditemukan di Desa Kamulan, tetangga Desa Semarum yang lokasinya saling berbatasan. Sumber penentuan lainnya berasal dari temuan gerabah halus yang lazimnya berasal dari Masa Majapahit dan pecahan kermik dari Dinasti Song yang juga mengacu pada peninggalan-peninggalan Majapahit.

Apabila ditinjau secara konteks, ada kemungkinan situs ini berasal dari periode yang lebih tua namun dimanfaatkan hingga masa Majapahit. Prasasti Kamulan yang telah disebutkan di atas merupakan tanda penetapan Sima (wilayah bebas pajak). Penetapan tersebut berkaitan dengan balas jasa Raja Kertajaya kepada masyarakat setempat yang telah membantunya selama ada serangan musuh di kutha raja (ibu kota). Berdasarkan konteks tersebut, sangat mungkin bahwa wilayah sekitar Kamulan termasuk Semarum telah mapan sebelum prasasti diresmikan. Memang wilayah Trenggalek diketahui telah mapan pada kurun waktu yang lebih tua lagi. Setidaknya hal tersebut terkonfirmasi dengan pernah ditemukannya prasasti di Kampak yang berasal dari masa Pu Sindok Kerajaan Mdang (Mataram Kuno).

Riwayat Pelestarian

Sebenarnya, keberadaan situs ini sudah diketahui sejak tahun 90an. Situs ini ditemukan kembali secara tidak sengaja oleh penduduk setempat saat menggali tanah untuk dijadikan tempat pembuangan sampah. Penemuan tersebut tidak dilaporkan, kemudian dikubur kembali. Pada November 2011 tak jauh dari lokasi penemuan pertama (sekitar 10 m ke timur), ditemukan kembali struktur serupa. Penemuan tersebut tidak dilaporkan dengan alasan takut, sampai akhirnya penemuan tersebut diceritakan ke Juru Pelihara Candi Brongkah yang masih berkerabat dengan penemu.

Temuan Situs Semarum kemudian dilaporkan ke Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek yang selanjutnya melakukan  peninjauan ke lokasi pada April 2012.

Selanjutnya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur segera melakukan peninjauan ke lokasi temuan pada bulan yang sama. Dalam peninjauan tersebut, awalnya struktur pada Situs Semarum diduga sebagai struktur pagar. Peninjauan oleh BP3 Jawa Timur kemudian ditindak lanjuti oleh Balai Arkeologi Yogyakarta yang melakukan penelitian sebanyak tiga tahap dalam kurun waktu akhir tahun 2012 hingga 2014.

Hasil peninjauan dan penelitian di Situs Semarum kemudian dilaporkan dalam laporan arkeologi sebagai berikut:

  • “Peninjauan Struktur Bata Kuna Di Desa Semarum, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek” Utomo, BP3 Jawa Timur tahun 2012
  • “Penelitian Arkeologi Di Situs Semarum Desa Semarum, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur”, Tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2012
  • “Bentuk dan Karakter Situs Semarum dan Situs Kamulan di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur (Tahap II)” Tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2013
  • “Bentuk dan Karakter Situs Semarum dan Situs Kamulan di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur (Tahap III)”, Tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2014
  • “Hasil Penelitian Terbaru: Bentuk dan Karakter Situs Semarum”, Priswanto, Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2015.

Writer: Galy Hardyta

Sumber:

  • Priswanto, H. 2015. Hasil Penelitian Terbaru: Bentuk dan Karakter Situs Semarum. Berkala Arkeologi. 35(2): 95- 115

Participant: Agung Sasono P., Galy

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!