Kedung Tumpang merupakan kolam alami yang terbentuk pada tebing-tebing karang. Cekungan dan ceruk alam ini terbentuk akibat abrasi yang massive dari ombak-ombak ganas laut selatan. Ombak-ombak itu pula yang mengisi air pada cekungan tersebut. Kedung Tumpang mulai booming dikunjungi sebagai tempat wisata sejak pertengahan tahun 2015, pesona nya terus melejit membius semua mata yang memandang.
Kolam alami.
Jangan hanya terpukau dengan keindahannya. Tentu lebih baik jika kita mencermati pula rute dan medannya. Oke, oleh karena itu kami akan mengisahkan kronologi perjalanan ini. Agar bisa memberi gambaran mengenai perjalanan menuju Kedung Tumpang.
Oiya sebelumnya saya minta maaf karena tidak sempat woro-woro di grup D’Travellers Blitar. Sebenarnya ini adalah perjalanan dadakan. Pagi itu saya dan Mita memang sudah merencanakan trip berdua saja. Sampai tiba-tiba Yui datang untuk meminjam kamera. Rencananya Yui akan trip dengan Anggun dan kawan-kawan ke Kedung Tumpang. Wah, tujuannya menarik. Oke lah akhirnya saya bergabung. Trip rame-rame pun dimulai. 😀
Table of Contents
Lokasi dan Rute
Kedung Tumpang secara administratif berada di Kec. Pucanglaban, Kab. Tulungagung. Untuk ke sana kami memilih rute Suruhwadang. Sebenarnya bisa juga dari Pasar Ngunut kemudian ke selatan ke arah Pasar Puser, tapi itu terlalu jauh dan memutar jika dari Blitar. Jadi rute yang kami lalui adalah: Blitar – Kademangan – Suruhwadang – Maron – Panggungduwet – Pasar Puser – Pucanglaban. Rute ini searah dengan rute menuju Pantai Molang. Setiba di Desa Pucanglaban, petunjuk arah menuju Kedung Tumpang sudah tertera dengan jelas. Jadi tidak terlalu membingungkan.
Tiket
Setelah mengikuti petunjuk jalan dengan benar, akhirnya kami tiba di parkiran wisata Kedung Tumpang. Disini kami dikenakan tarif sebesar Rp. 5.000,-.
Kondisi Jalan
Lanjut ke perjalanan. Dari parkiran kami menjumpai percabangan jalan. Kedua jalan ini sama-sama mengarah ke Kedung Tumpang. Bedanya percabangan kiri jalannya lebih landai namun memutar. Sedangkan percabangan kanan jalannya curam tapi jaraknya pendek. Rute dari pihak pengelola adalah jalur kiri sebagai jalan masuk, sedangkan jalur kanan sebagai jalan pulang. Oke, kami gak neko-neko. Kami menuju Kedung Tumpang melalui jalur kiri.
Selama perjalanan kami dibantu oleh tali-tali pengaman yang sudah disediakan pengelola Kedung Tumpang. Jadi lumayan aman. Setelah beberapa menit menuruni bukit akhirnya kami sampai juga di bibir samudera. Tampak suasana Kedung Tumpang sedang rame.
Suasana Kedung Tumpang.
Spot Menarik
Alih-alih langsung ke Kedung Tumpang, kami malah bergerak berlawanan arah. Hal ini terjadi karena kami melihat papan petunjuk arah menuju Gua Ngrinci. Mumpung deket, sekaligus juga menuntaskan rasa penasaran, akhirnya kami mencari keberadaan gua tersebut.
Eh kami malah salah jalan, dan justru sampai di tanjung sisi timur. Dari sini kami bisa melihat deretan Pantai Lumbung dan Pantai Blabak (Pantai Kelinci).
Pantai Blabak atau Pantai Kelinci
Pantai Blabak memiliki kontur yang mirip dengan Pantai Lumbung. Garis pantainya sempit dan background nya langsung tebing. Ombak nya juga cukup besar. Kalau lagi pasang maksimal, pantai ini bisa tertutup air sepenuhnya. Saya hanya mengamatinya dari jauh. Sedangkan Anggun dan Bagus pergi ke Pantai Blabak untuk menuntaskan rasa penasaran nya. Setelah puas dengan Pantai Blabak kami pun kembali ke tujuan semula. Kedung Tumpang we are coming..
Keindahan Kedung Tumpang
Nah loo.. Keren badai kan viewnya 😀
Pelataran alam sepanjang 500an meter ini ternyata banyak memiliki kolam. Airnya begitu jernih dan tertampung dalam kolam-kolam alam yang memukau. Semakin cantik karena rona kolam-kolam ini kontras dengan birunya air laut di sekitarnya. Sungguh kombinasi warna yang manakjubkan. Kolam satu dengan lainnya dipisahkan oleh karang-karang cadas.
Oke kami pun beranjak ke kolam berikutnya. Selama perjalanan kami juga sempat mampir di Batu Banteng. Sayangnya kami gagal faham dengan Batu Banteng tersebut. Entah apa yang dimaksud, tapi kami hanya melihat dua bongkah batu besar saja.
Setelah melanjutkan perjalanan lagi, akhirnya kami sampai di kolam berikutnya. Yang ini bentuk ceruknya lebih keren. Kami menyempatkan diri untuk bermain air di sini.
Jernih.
Ombaknya gede juga.
. . .
Setelah puas merasakan pliketnya air garam, akhirnya kami putuskan untuk menyudahi perjalanan ini. Kami tidak putar arah melainkan lanjut mengikuti rute pulang sesuai arahan pengelola. Dalam perjalanan pulang kami menjumpai tempat-tempat menarik di barat Kedung Tumpang seperti Pantai Salapan dan Air Terjun Jurug Wangi.
Kami terus berlalu sembari mendokumentasikan dua obyek tersebut. Setelah beberapa menit berjalan, kami pun tiba kembali di parkiran awal. Akhirnya trip kali ini usai juga. Sampai jumpa pada trip selanjutnya. 😀
DTrav di Kedung Tumpang.
Writer : Riez Aditya H
Photographer : Kcing (Riez Aditya H)
Participant: Kcing, Alif, Anggun, Bagus, Bayu, Mita, Tika, Yui
wuih, mantep tenan iki rek 😀
itu pas mau turun pake tali segala y kak??? 😀
eh,ada spot untuk mancing gak,kak??
Iya pake tali. Di pantai Lumbung biasanya buat mancing