Skip to content

Situs Watu Lawang, Sepasang Batu Misterius di Wajak Lor Tulungagung

Situs watu lawang tulungagung

Di Desa Wajak Lor terdapat sepasang batu yang penuh misteri. Keberadaanya bahkan memunculkan pertanyaan bagi peneliti asing dari masa kolonial. Sepasang batu tersebut kini dikenal dengan sebutan Situs Watu Lawang.

Riwayat Pelestarian

Desa Wajak Lor beberapa kali tercatat dalam laporan peneliti masa kolonial, di antaranya adalah laporan Hoepermans tahun 1867, Verbeek tahun 1891, dan Knebel tahun 1908. Fokus dari laporan laporan tersebut adalah mengulas batu tulis/ prasasti yang oleh masyarakat sekitar disebut Batu Bulan/ Selo Bulan.

Laporan Knebel merinci batu tulis ini dengan cukup detail yakni memiliki lapik teratai dibagian bawah, panil lingkaran pada bagian depan, memiliki pahatan sayap yang diduga Garuda Muka pada panil lingkaran. Akan tetapi ketiga laporan di atas menginformasikan bahwa prasasti tersebut hanya menyisakan sedikit tulisan sehingga tidak dapat dibaca. Hoepermans sempat mencoba menyalin aksara prasasti namun tidak berhasil, karena sudah mengalami aus yang parah.

Saat ini, kondisi batu tulis selo bulan menjadi sebuah misteri. Dalam artikel ilmiahnya, M. Dwi Cahyono sempat menyinggung mengenai Prasasti Wajak Lor (1160 M). DTrav belum mengkonfirmasi apakah keduanya merupakan prasasti yang sama.

Dalam laporan Hoepermans terdapat informasi tambahan, yakni mengenai adanya  batu pintu. Obyek batu pintu tersebut adalah dua batu pipih kasar.  Obyek tersebut menarik perhatian Hoepermans hingga beliau bertanya “Apakah orang-orang ingin mengerjakan batu-batu ini, mungkin juga untuk menulis di atasnya?”. Belum ada konklusi dari pertanyaan tersebut. Watu Lawang masih diliputi misteri.

Deskripsi Situs

Situs Watu Lawang merupakan sepasang batu pipih yang diletakkan berjajar seperti  gerbang. Sepasang batu tersebut memiliki permukaan yang kasar dan tidak terdapat pahatan relief ataupun akasara padanya.

Situs Watu Lawang, Sepasang Batu Misterius di Wajak Lor Tulungagung 4

Sepasang batu ini menyerupai menhir. Tak jauh dari sini memang terdapat situs diduga menhir lain yang dikenal dengan sebutan Cancangan Gajah tak jauh dari Candi Sanggrahan. Namun, belum ada penelitian yang menganalisa Situs Watu Lawang ke arah sana. Dalam laporannya, Hoepermans justru mencoba mencari jejak jejak peninggalan Hindu di sekitar Watu Lawang, namun tidak menjumpai apa pun.

Lokasi dan Rute

Situs Watu Lawang secara administratif terletak di Desa Wajak Lor, Boyolangu, Tulungagung. Untuk menuju situs ini, travelers sekalian dapat berpatokan pada Kantor Kepala Desa Wajak Lor. Silakan ke timur sejauh 400 meter. Watu lawang terletak di kanan jalan agak masuk.


Writer: Galy Hardyta

Sumber:

  • Hindoe-oudheden van Java 1864
  • Oudheden van Java: lijst der voornaamste overblijfselen uit den Hindoetijd op Java, met eene oudheidkundige kaart 1891
  • Rapporten van de Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek op Java en Madoera (ROC) 1908
  • Cahyonk, M.D. 2016. MAKNA EKO-KUTURAL PRASASTI LAWADAN DALAM KONTEKS PERMUKIMAN KAWASAN RAWA PURBA DI SUB-AREA SELATAN TULUNGAGUNG. https://patembayancitraleka.wordpress.com/2016/11/17/prasasti-lawadan/

Participants: Galy, Deiki, Habib

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!